Subscribe

RSS Feed (xml)



Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Saturday, November 7, 2009

Antara dahulu dan hari ini


dahulu ku peluk batang tubuhmu
hari ini aku memeluk bayanganmu

dahulu aku mencium pipimu
hari ini aku mencium pipi pada gambarmu

dahulu aku mencium haruman badanmu
hari ini aku mencium pakaian tinggalanmu

dahulu aku tersenyum melihat kau tersenyum padaku
hari ini aku tersenyum mengingati senyumanmu

dahulu aku ketawa mendengar kisahmu
hari ini aku menangis kerna tiada lagi kedengaran suaramu

dahulu aku merajuk engkau memujuk ku
hari ini aku sendiri menjeruk hatiku

dahulu engkau istimewa di hatiku
hari ini engkau masih di situ
terlalu istimewa dalam hatiku..

ayah...


Saya janji..




Saya janji...

akan berusaha

untuk jadi dewasa

untuk sentiasa tabah

untuk sentiasa berjuang

untuk ketemu ayah di sana..


Ayah...

Tunggu saya..

Tak lama lagi kita pasti akan ketemu..





Saya rindu pada semua tentang dia..



saya rindu

pada tangan ayah

yang selalu menarik hidung ini

pada tangan ayah

yang selalu saya ciumi

pada tangan ayah

yang mengusap kepala ini

pada tangan ayah

yang tak lelah mencari rezeki

pada tangan ayah

yang mengajar saya jadi dewasa

pada tangan ayah

yang kaku terakhir kali



saya rindu

pada mata ayah

pada sorotan tatapannya memandang

pada mata ayah

yang basah dengan air mata

pada mata ayah

yang rabun bercermin mata

pada mata ayah

yang kadang kala menjeling manja

pada mata ayah

yang mengerling memberi tanda

pada mata ayah

yang kali terakhir tiada terbuka



saya rindu

pada dua ulas bibir ayah

yang tersenyum dalam derita

pada dua ulas bibir ayah

yang singgah di pipi dan dahi ini

pada dua ulas bibir ayah

yang sentiasa meniti doa dalam hari

pada dua ulas bibir ayah

yang sentiasa mengalun zikrullah untuk Ilahi

pada dua ulas bibir ayah

yang sentiasa mengaji

dan mengajar saya mengaji

pada dua ulas bibir ayah

yang tak jemu memberi inspirasi

pada dua ulas bibir ayah

yang padanya kedengaran ketawa terakhir kali



saya rindu

pada pipi ayah

yang tak pernah malu saya ciumi

pada pipi ayah

yang dibaham kerut tua

pada pipi ayah

yang berwarna coklat

pada pipi ayah

yang mengalir peluh dari dahi

pada pipi ayah

yang terakhir kali saya ciumi

sejuk sekali



Saya rindu

pada semua tentang ayah

yang kini telah pergi menghadap Ilahi