Subscribe

RSS Feed (xml)



Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Tuesday, November 24, 2009

Kembali pada Tuhan..


Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,
maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan.


Begitulah caranya!


Jika engkau hanya mampu merangkak,
maka merangkaklah kepadaNya!


Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk,
maka tetaplah persembahkan doamu
yang kering, munafik dan tanpa keyakinan;
kerana Tuhan, dengan rahmatNya
akan tetap menerima mata wang palsumu!


Jika engkau masih mempunyai
seratus keraguan mengenai Tuhan,
maka kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja.


Begitulah caranya!


Wahai pejalan!
Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji,
ayuhlah datang, dan datanglah lagi!


Kerana Tuhan telah berfirman:
“Ketika engkau melambung ke angkasa
ataupun terpuruk ke dalam jurang,
ingatlah kepadaKu,
kerana Akulah jalan itu.”



~ Jalaluddin Rumi

Menangislah..


Menangislah!

Karena tangisan awan, taman pun tersenyum
Karena tangisan bayi, air susu pun mengalir

Pada suatu hari ketika bayi tahu cara, ia berkata
“Aku akan menangis agar perawat penyayang tiba”

Tidakkah kamu tahu bahwa Sang Perawat Agung
Tidak akan berikan susu jika kamu tidak meraung

Tuhan berfirman, “Menangislah sebanyak-banyaknya”
Dengarkan, anugrah Tuhan kan curahkan air susunya

Tangisan awan dan panas mentari
Adalah tiang dunia, rajutlah keduanya

Jika tak ada panas mentari dan tangisan awan
Mana mungkin bakal kembang semua badan

Mana mungkin musim silih berganti
Jika kemilau dan tangis ini berhenti

Mentari yang membakar dan awan yang menangis
Itulah yamg membuat dunia segar dan manis

Biarkan matahari kecerdasanmu terus-menerus terbakar
Biarkan matamu, seperti awan, kemilau karena airmata yang keluar

Menangislah seperti rengekan anak kecil, jangan makan rotimu
karena roti jasmanimu akan mengeringkan air ruhanimu

Ketika tubuhmu rimbun dengan dedaunan yang subur
Siang malam batang rohmu melepaskannya seperti musim gugur

Kerimbunan tubuhmu adalah kerontangan rohmu
Segeralah, jatuhkan tubuhmu, tumbuhkan rohmu!

Pinjami Tuhan, pinjamkan kerimbunan tubuhmu
Tukarkan dengan taman yang merkah dalam jiwamu

Berikan pinjaman, kurangi makanan badanmu
Biar tampaklah muka yang dulu tak terlihat matamu

Ketika badan mengeluarkan semua kotoran keji
Tuhan mengisinya dengan mutiara dan kesturi

Orang itu telah menukar kotoran dengan kesucian
Dari “Dia sucikan kamu” ia peroleh kenikmatan

-Jalaludin Rumi-

Ambil jiwaku..


Tuhan..

Ambil lah jiwaku..

Asakan rasaku

Pada rasa MU

Thursday, November 12, 2009

Ketika Ombak bersuara


Gumpalan putih berbuih berkecai
Menghempas rindu pada batu
Suara ombak menderu pantai
tiada pernah mengeluh beribu
memintal lembut pada bayu
mengalun merdu suara syahdu
suara dari seruling rindu
pada setia pepasir halus
pada jernih warna laut yang tulus
tak jemu pada asin yang mulus


................




-Kolej Pendeta Za'ba.UKM,Bangi
6.30 p.m.Nov.12.2009

Rumi~




Di rahim langit berjuta bulan
Khemah persembahyangan ini penuh bidadari
Hanya dari mata si buta mereka bersembunyi


Pernahkah kau lihat pecinta merasa jenuh dengan ghairah
Pernahkah kau lihat ikan menjadi jernih laut?
Pernahkan kau melihat arca terlepas dari pengukirnya?
Pernahkan kau lihat Vamiq meminta ampunan Adhra?

-Jalaludin Rumi

Wednesday, November 11, 2009

Koma..


Saya ingin terbang
dan berenang

terapung-apung
dan tenggelam

tangan terdepang
saya terbang
saya tenggelam

dalam air
dalam udara

hilang..
saya hilang
mata terpejam

hati penuh harapan
biar saat mata terbuka
menyelinap segala bahagia..

-bisakah begitu..?

Saturday, November 7, 2009

Antara dahulu dan hari ini


dahulu ku peluk batang tubuhmu
hari ini aku memeluk bayanganmu

dahulu aku mencium pipimu
hari ini aku mencium pipi pada gambarmu

dahulu aku mencium haruman badanmu
hari ini aku mencium pakaian tinggalanmu

dahulu aku tersenyum melihat kau tersenyum padaku
hari ini aku tersenyum mengingati senyumanmu

dahulu aku ketawa mendengar kisahmu
hari ini aku menangis kerna tiada lagi kedengaran suaramu

dahulu aku merajuk engkau memujuk ku
hari ini aku sendiri menjeruk hatiku

dahulu engkau istimewa di hatiku
hari ini engkau masih di situ
terlalu istimewa dalam hatiku..

ayah...


Saya janji..




Saya janji...

akan berusaha

untuk jadi dewasa

untuk sentiasa tabah

untuk sentiasa berjuang

untuk ketemu ayah di sana..


Ayah...

Tunggu saya..

Tak lama lagi kita pasti akan ketemu..





Saya rindu pada semua tentang dia..



saya rindu

pada tangan ayah

yang selalu menarik hidung ini

pada tangan ayah

yang selalu saya ciumi

pada tangan ayah

yang mengusap kepala ini

pada tangan ayah

yang tak lelah mencari rezeki

pada tangan ayah

yang mengajar saya jadi dewasa

pada tangan ayah

yang kaku terakhir kali



saya rindu

pada mata ayah

pada sorotan tatapannya memandang

pada mata ayah

yang basah dengan air mata

pada mata ayah

yang rabun bercermin mata

pada mata ayah

yang kadang kala menjeling manja

pada mata ayah

yang mengerling memberi tanda

pada mata ayah

yang kali terakhir tiada terbuka



saya rindu

pada dua ulas bibir ayah

yang tersenyum dalam derita

pada dua ulas bibir ayah

yang singgah di pipi dan dahi ini

pada dua ulas bibir ayah

yang sentiasa meniti doa dalam hari

pada dua ulas bibir ayah

yang sentiasa mengalun zikrullah untuk Ilahi

pada dua ulas bibir ayah

yang sentiasa mengaji

dan mengajar saya mengaji

pada dua ulas bibir ayah

yang tak jemu memberi inspirasi

pada dua ulas bibir ayah

yang padanya kedengaran ketawa terakhir kali



saya rindu

pada pipi ayah

yang tak pernah malu saya ciumi

pada pipi ayah

yang dibaham kerut tua

pada pipi ayah

yang berwarna coklat

pada pipi ayah

yang mengalir peluh dari dahi

pada pipi ayah

yang terakhir kali saya ciumi

sejuk sekali



Saya rindu

pada semua tentang ayah

yang kini telah pergi menghadap Ilahi








Friday, November 6, 2009

Hadiah seorang ayah seperti ayah rupanya hanyalah pinjaman..




Redhakah saya bila mana tiada air mata lagi yang mengiringi pemergiannya
Redhakah saya bila mana hati ini merasa yang dia masih ada
Redhakah saya bila memandang telefon terasa ingin menghubunginya

Dia pergi meninggalkan semua orang yang disayanginya dengan tiba-tiba
menghantar alamat pemergian tanpa disedari
meninggalkan lambaian terakhir buat bonda
meninggalkan kata-kata semangat buat kami
Dia tahu....dia akan pergi..

seorang guru mengaji saya
seorang teman baik saya
dan....seorang ayah....
telah pergi tinggalkan saya
sekelip mata..

Al-Fatihah
buat almarhum arwah ayah
Abd Latip M.Basir
yang telah pergi menemui Ilahi pada 29.10.2009
jam 4.15 ptg, bersamaan hari Khamis..


Sudah seminggu pemergian ayah..
Semoga roh arwah dicucuri rahmat
dikurniakan sebaik-sebaik tempat istirehat
tempat istirehat para mukminin, orang-orang soleh, para syuhada dan para anbiya'
di syurga firdausNYA

Ayah..
rehatlah dikau di sana
setelah bertahun engkau korbankan dirimu
buat kami semua

Sabda Nabi saw

"Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan yang berbuat baik kepada ahli keluarganya.” (Riwayat Abu Daud dan Tirmizi)

“Sebaik-baik kamu adalah yang terbaik terhadap keluarganya; dan aku adalah yang terbaik dari kamu terhadap keluargaku. Orang yang memuliakan kaum wanita adalah orang yang mulia, dan orang yang menghina kaum wanita adalah orang yang tidak tahu budi.” (Riwayat Abu ‘Asakir)

arwah ayah seorang yang sangat baik dan lembut terhadap keluarganya
dan sangat baik terhadap wanita..


hadiah seorang ayah seperti ayah
sebenarnya hanyalah pinjaman
dan saat DIA telah berjanji untuk mengambil kembali
barang pinjaman tersebut
DIA akan menunaikan janjinya
dan tidak akan melewatkannya walaupun sesaat
dan tidak juga mencepatkannya walaupun sesaat

Allah,
beri kami redha dengan pemergiannya..
kurniakanlah dia sebaik-baik balasan dari sisi MU..

...............


manisnyaapple@gmail.com