Subscribe

RSS Feed (xml)



Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Saturday, October 24, 2009

Rindu laut yang tiada terperi


duhai pelaut..
engkau lebih mengerti
rindu laut yang tiada bertepi
rindu laut yang tiada terperi
malam terakhir kali
menjerit batinnya minta simpati
jangan tinggalkanku begini
Namun, engkau tetap pergi
membiarkannya terkapar dalam sepi
haruskah dia menunggu engkau datang lagi
Atau membiarkan sepi berlalu pergi
Sungguh, tak mampu dia memaksa diri
membuangmu jauh dari hati


Oct.24.2009.KPZ.UKM,Bangi
cerpen : seindah kuntuman raihan.
Assignment utk Dr.Mawar Shafei

1 comments:

anaklaut said...

salam..

saya adalah pelaut, mencari kesempurnaan di bumi allah ini.
puisi anda sangat best dan saya sanagt menghayatinya..sangat syahdu.
banyak puisi2 anda berkaitan laut, ombak dan badai..saya sangat menghayatinya..

buat anda,

Sampai pada batas umurlah sepiku memuja laut
Rindu yang mengalir adalah rindu rahsia langit
Rahsia bawah air yang menikam ke jantung puisi
Kepadanyalah segala rahsia sunyi ingin kuselami

Pada sekian persinggahan pernah kutemukan wajah bunga
Juga tajam airmata dari luka yang kian menganga
Bersandarlah aku pada perawan pada perempuan karam
Namun sunyi mata air tak pernah juga bisa kujangka

Maka demi pelabuhan yang selalu menggemparkan telinga
Aku memilih berlayar menuju titik paling sepi yang dibilang mati.

anaklaut